SINOPSIS


Apa tujuan hidupmu ?

Kalau itu ditanyakan kepadaku saat remaja, aku pasti nggak bisa menjawabnya. Jangankan tujuan hidup, cara belajar yang benar saja aku nggak tahu. Setiap hari aku ke sekolah lebih suka bertemu teman-teman dan bermain kartu. Aku nggak tahu apa yang menjadi passion-ku. Aku sekedar menjalani apa yang ibu pilihkan untukku--termasuk melanjutkan kuliah di Jerman.

Tentu bukan keputusan mudah untuk hidup mandiri di negara baru. Selama 7 tahun tinggal di Jerman, banyak kendala aku alami; bahasa Jerman yang belum fasih membuat proses perkuliahan menjadi berat, hingga uang yang pas-pasan membuatku harus mengatur waktu antara kuliah dan kerja sambilan.

Semua proses yang sulit itu telah mengubahku; jadi mengenal diri sendiri, mengenal agamaku, dan memahami untuk apa aku di dunia. Buatku, kini hidup tak lagi sama, bukan hanya tentang aku, aku, dan aku. Tapi juga, tentang orangtua, orang lain, dan yang paling penting mensyukuri semua hal yang sudah Tuhan berikan.

The purpose to live a happy life is to always be grateful and don't forget the magic word: ikhlas, ikhlas,ikhlas

JudulRentang Kisah
Penulis : Gita Savitri Devi
Penerbit : Gagas Media
Tahun Terbit : Cetakan Pertama, 2017
Jumlah Halaman : vii+207 halaman
ISBN : 978-979-780-903-4

REVIEW 



Pertama kali tahu tentang Gita Savitri Devi itu saat saya liat postingan tentang orang Indonesia yang mirip dengan artis korea. Dan, Gita ini dibilang mirip sama Kim Ji Won (~yang nonton drakor DOTS pasti tau nih).
korea.iyaa.com

Sebagai penggemar hal yang berbau korea korean, saya jadinya penasaran banget dengan si Gita ini. Jadinya, langsung saya kepoin lah akun instagram si Gita ini ~@gitasav. Dan akhirnya sampai ke vlog dan blog nya ^^.

Gita Savitri Devi (dikenal sebagai Gitasav) adalah lulusan Kimia Murni di Freie Universitat Berlin. Sejak 2010 Gita menetap di Jerman untuk menempuh pendidikan S1 dan masih betah tinggal di negara tersebut. 

Buku ini menceritakan tentang pengalaman hidup dari si penulisnya sendiri. Gita membagi cerita menjadi beberapa fase, yaitu saat fase labil, fase menentukan keputusan besar, fase cinta cinta an, dan fase sekarang. 

Saya suka dengan penuturan Gita yang bisa dibilang tidak terlalu kaku tapi masih berbobot. Dalam buku ini Gita tidak menggunakan panggilan gue, loe, atau panggilan gaul lainnya, berbeda dengan tulisannya di blog. Tapi menurut saya, ini pemilihan yang tepat karena tidak semua orang nyaman dengan penggunaan kata itu. Yaa. . .salah satunya saya. Pemilihan judul untuk setiap subbabnya menurut saya cukup unik. Terkadang antara judul dengan maksud cerita itu kontradiktif tapi tetap relatable.

Memang, saya bisa dikatakan salah satu fans dari kak Gita ini. Saya selalu ngikutin update-an karyanya dia, mulai dari instagram, vlog, blog, dan akhirnya sampai ke buku ini. Saya tidak tau secara pasti hal istimewa apa yang ada pada diri kak Gita sehingga saya begitu mengaguminya. Yang saya tau, saya suka dengan gaya bicara, perspektifnya, passion-nya. Bukannya geer, saya merasa mirip dengan kak Gita dalam hal tersebut. So, bisa dikatakan kak Gita merupakan salah satu Role Model dalam kehidupan saya.

Balik lagi ke pembahasan mengenai buku Rentang Kisah. Kak Gita dalam buku ini bisa menyampaikan pesan dalam ceritanya tanpa bermaksud untuk menggurui, karena apa yang diceritakannya adalah hal yang dia lalui sendiri.

Perjuangan fisik dan mentalnya dalam membuat pilihan hidup sangat perlu untuk diapresiasi. Sudah banyak keputusan yang diambil hingga dia bisa mencapai tahap sekarang. Gita sendiri mengaku bahwa dia bukanlah orang yang merasa perlu untuk merencanakan masa depan, karena hidup akan terasa lebih menarik disaat kita tidak tau apa yang bisa dicapai di masa depan. Walaupun memegang prinsip seperti itu, ada satu hal yang perlu dipahami. Jangan pernah mengira kesempatan akan datang 2 kali. Gunakan kesempatan yang diberikan sebaik-baiknya. Jangan setengah-setengah dalam melakukan apapun. Untuk hasil, sebagai manusia kita hanya bisa menerima ketetapan akhir Allah.




Kita belum tentu mendapatkan apa yang kita mau. Ketika itu terjadi, kita harus bisa menerima dan menghadapinya dengan bijaksana atau nggak akan pernah belajar apa-apa dari hidup ini.
- Gita Savitri Devi, hal. 51 -

I love this quote :

Terkadang bukan tugas manusia untuk merencanakan hidup terlalu jauh. Karena sebenarnya, tugas manusia hanyalah berusaha dan berdoa. Sisanya serahkan kepada Yang Maha Kuasa.


Saya sungguh menyukai bagian kisah perjalanan Gita dengan Paul. Sebagai sesama muslim, saya sangat mendukung perjuangan Gita mempertahankan orang yang dicintainya. Awalnya, permasalahan muncul karena Gita dan Paul yang beda agama. Bahkan, teman Gita sendiripun menyarankan kalau mereka berdua sebaiknya putus saja. Karena memang pada akhirnya hubungan beda agama itu tidak diperbolehkan.

Hubungan beda agama itu ujungnya cuma satu, putus.

Mulailah Gita mencari cara bagaimana seharusnya kelanjutan hubungan mereka. Ada dua pilihan, putus atau membuat Paul masuk Islam. Tentu saja, apapun pilihannya akan berdampak besar.

Gita mulai membahas Islam ketika bersama dengan Paul, bermaksud agar Paul bisa tersentak hatinya untuk masuk Islam. Yaa, seperti yang juga bisa kita rasakan. Tidak mudah menggoyahkan iman seseorang, apalagi Paul adalah seorang Kristiani yang taat. Gita makin gusar, dan suatu ketika dia membaca sebuah buku biografi Nabi Muhammad saw. yang menuliskan salah satu ayat Alquran.

Sesungguhnya engkau tidak dapat memberi petunjuk orang yang engkau cintai, melainkan Allahlah yang memberi petunjuk kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya.
- Alqasas ayat 56 -

Benar, manusia tidak bisa memaksa manusia lainnya untuk bisa mendapatkan hidayah. Dan memang benar juga, janji Allah tidak ada yang bisa mengingkarinya. Selang beberapa waktu kemudian, hal tidak terduga terjadi dikehidupan mereka berdua. Yang akhirnya membuat Paul menjadi seorang MUALLAF.

Saya sangat menyukai kisah ini. Menurut saya, inilah yang harus ada dalam sebuah hubungan. "Aku membantumu menjadi lebih baik dan kaupun membuatku menjadi lebih baik." Saya percaya itulah yang harus ada dalam sebuah hubungan. Cerita lain yang saya suka adalah saat Gita pertama kali memutuskan untuk menggunakan hijab.

When was the last time you did something for the first time

Banyak manfaat yang bisa didapatkan dari buku ini. Saya termasuk orang yang suka belajar dari kehidupan orang lain, dan sebagai sesama introvert banyak kisah Gita yang bisa saya teladani. This book is a good recommendation for someone who thinks that they are intovert like me and Gita.